KONSEP
DASAR
ANTROPOLOGI
KESEHATAN
Nama : I Wayan
Alit Dharmayuda
Kelas : A5 D
NIM : 11.321.1195
PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN
SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN
WIRA MEDIKA PPNI BALI
TAHUN
AKADEMIK 2011/2012
DAFTAR ISI
DAFTAR ISI
i
BAB
I PENDAHULUAN
1
1.1 Latar
Belakang
1
1.2 Rumusan
Masalah
1
1.3 Tujuan
Penulisan
2
1.4 Manfaat
Penulisan
2
BAB
II PEMBAHASAN MATERI
2
2.1 Konsep sehat menurut WHO dan
Depkes RI
2
2.2 Persamaan
dan Perbedaan Definisi sehat menurut WHO dan Depkes RI
3
2.3 Definisi keperawatan4
2.4 Apa yang harus dimiliki oleh seorang perawat 5
PENUTUP6
3.1 Kesimpulan6
3.2 Saran6
DAFTAR PUSTAKA7
BAB
I
PENDAHULUAN
1.1 LATAR BELAKANG
Pada masa lalu, sebagian besar
inividu dan masyarakat memandang kesehatan dengan sebelah mata, itu dapat
dilihat dari tingkah laku masyarakat sehari-hari. Contohnya : ketika akan makan
orang tersebut sering mencuci tangan tanpa menggunakan sabun, akibatnya kuman
yang ada dalam tangan tidak akan mati sehingga ketika beberapa saat setelah
makan akan merasakan sakit perut. Kesehatan adalah keadaan sejahtera dari
badan, jiwa, dan sosial yang memungkinkan setiap orang hidup produktif secara
sosial dan ekonomis. Pemeliharaan kesehatan adalah upaya penaggulangan dan
pencegahan gangguan kesehatan yang memerlukan pemeriksaan, pengobatan dan/atau
perawatan termasuk kehamilan dan persalinan.Pendidikan kesehatan adalah proses
membantu sesorang, dengan bertindak secara sendiri-sendiri ataupun secara
kolektif, untuk membuat keputusan berdasarkan pengetahuan mengenai hal-hal yang
memengaruhi kesehatan pribadinya dan orang lain. Definisi yang bahkan lebih
sederhana diajukan oleh Larry Green dan para koleganya yang menulis bahwa
pendidikan kesehatan adalah kombinasi pengalaman belajar yang dirancang untuk
mempermudah adaptasi sukarela terhadap perilaku yang kondusif bagi
kesehatan.Data terakhir menunjukkan bahwa saat ini lebih dari 80 persen rakyat
Indonesia tidak mampu mendapat jaminan kesehatan dari lembaga atau perusahaan
di bidang pemeliharaan kesehatan, seperti Akses, Taspen, dan Jamsostek.
Golongan masyarakat yang dianggap 'teranaktirikan' dalam hal jaminan kesehatan
adalah mereka dari golongan masyarakat kecil dan pedagang. Dalam pelayanan
kesehatan, masalah ini menjadi lebih pelik, berhubung dalam manajemen pelayanan
kesehatan tidak saja terkait beberapa kelompok manusia, tetapi juga sifat yang
khusus dari pelayanan kesehatan itu sendiri.
2.1 Rumusan Masalah
• Apakah definisi kesehatan menurut WHO dan Depkes RI ?
• Mengetahui persamaan dan perbedaan sehat menurut WHO dan Depkes RI ?
• Mengetahui definisi keperawatan ?
• Apa yang harus dimiliki oleh seorang perawat ?
1
3.1 Tujuan
Penulisan
• Bisa mendefinisikan kesehatan menurut WHO dan Depkes RI
• Supaya perawat memahami definisi keperawatan
• Perawat mengetahui apa yang harus dimiliki oleh seorang perawat
4.1 Manfaat
Penulisan
1.
Para pembaca dapat memahami konsep
dasar antropologi kesehatan.
2.
Mengetahui definisi sehat menurut
WHO dan Depkes RI dan definisi Keperawatan.
3.
Mengetahui apa saja yang harus di
miliki oleh seorang perawat.
BAB II
PEMBAHASAN MATERI
2.1
Definisi Sehat menurut WHO dan Dekes RI
Suatu keadaan sehat jasmani,
rohani dan sosial yang merupakan aspek positif dan tidak hanya bebas dari
penyakit serta kecacatan yang merupakan aspek negatif.
pembangunan kesehatan bagian dari pembangunan nasional yang merupakan upaya
seluruh potensi bangsa baik masyarakat, swasta maupun pemerintah yang bertujuan
meningkatkan kesadaran, kemauan dan kemampuan hidup sehat bagi setiap orang
agar terwujud derajat kesehatan masyarakat setinggi – tingginya.
Pendekatan yang digunakan pada abad
ke-21, sehat dipandang dengan perspektif yang lebih luas. Luasnya aspek itu
meliputi rasa memiliki kekuasaan, hubungan kasih sayang, semangat hidup,
jaringan dukungan sosial yang kuat, rasa berarti dalam hidup, atau tingkat
kemandirian tertentu (Haber, 1994). Sehat merupakan sebuah keadaan yang tidak
hanya terbebas dari penyakit akan tetapi juga meliputi seluruh aspek kehidupan
manusia yang meliputi aspek fisik, emosi, sosial dan spiritual.
2
2.2 Persamaan dan perbedaan definisi sehat
menurut WHO dan Depkes RI
1. Persamaan
Kesehatan
bersifat menyeluruh dan mengandung empat aspek. Perwujudan dari masing-masing
aspek tersebut dalam kesehatan seseorang antara lain sebagai berikut:
1.
Kesehatan fisik terwujud apabila sesorang
tidak merasa dan mengeluh sakit atau tidak adanya keluhan dan memang secara objektif tidak
tampak sakit. Semua organ tubuh berfungsi normal atau tidak mengalami gangguan.
2.
Kesehatan
mental (jiwa) mencakup 3 komponen, yakni pikiran, emosional, dan spiritual.
• Pikiran sehat tercermin dari cara berpikir atau jalan pikiran.
• Emosional sehat tercermin dari kemampuan seseorang untuk mengekspresikan
emosinya, misalnya takut, gembira, kuatir, sedih dan sebagainya.
• Spiritual sehat tercermin dari cara seseorang dalam mengekspresikan rasa
syukur, pujian, kepercayaan dan sebagainya terhadap sesuatu di luar alam fana
ini, yakni Tuhan Yang Maha Kuasa. Misalnya sehat spiritual dapat dilihat dari
praktik keagamaan seseorang. Dengan perkataan lain, sehat spiritual adalah
keadaan dimana seseorang menjalankan ibadah dan semua aturan-aturan agama yang
dianutnya.
3.
Kesehatan sosial terwujud apabila seseorang
mampu berhubungan dengan orang lain atau kelompok lain secara baik, tanpa membedakan
ras, suku, agama atau kepercayan, status sosial, ekonomi, politik, dan
sebagainya, serta saling toleran dan menghargai.
4.
Kesehatan dari aspek ekonomi terlihat bila
seseorang (dewasa) produktif, dalam arti mempunyai kegiatan yang menghasilkan
sesuatu yang dapat menyokong terhadap hidupnya sendiri atau keluarganya secara
finansial. Bagi mereka yang belum dewasa (siswa atau mahasiswa) dan usia lanjut
(pensiunan), dengan sendirinya batasan ini tidak berlaku. Oleh sebab itu, bagi
kelompok tersebut, yang berlaku adalah produktif secara sosial, yakni mempunyai
kegiatan yang berguna bagi kehidupan mereka nanti, misalnya berprestasi bagi
siswa atau mahasiswa, dan kegiatan sosial, keagamaan, atau pelayanan kemasyarakatan
lainnya bagi usia lanjut.
Dalam pengertian yang paling luas sehat merupakan suatu keadaan yang dinamis
dimana individu menyesuaikan diri dengan perubahan-perubahan lingkungan
internal (psikologis, intelektual, spiritual dan penyakit) dan eksternal
(lingkungan fisik, social, dan ekonomi) dalam mempertahankan kesehatannya
3
2. Perbedaa
Menurut
WHO (1947) Sehat itu sendiri dapat diartikan bahwa suatu keadaan yang sempurna
baik secara fisik, mental dan sosial serta tidak hanya bebas dari penyakit atau
kelemahan (WHO, 1947).
Definisi WHO tentang sehat mempunyai karakteristik berikut yang dapat
meningkatkan konsep sehat yang positif (Edelman dan Mandle. 1994) :
1. Memperhatikan individu sebagai sebuah sistem yang menyeluruh.
2. Memandang sehat dengan mengidentifikasi lingkungan internal dan eksternal.
3. Penghargaan terhadap pentingnya peran individu dalam hidup.
Menurut Depkes RI konsep sehat sesungguhnya tidak
terlalu mutlak dan universal karena ada faktor -faktor lain di luar kenyataan
klinis yang mempengaruhinya terutama faktor sosial budaya. Kedua pengertian
saling mempengaruhi dan pengertian yang satu hanya dapat dipahami dalam konteks
pengertian yang lain. Banyak ahli filsafat, biologi, antropologi, sosiologi,
kedokteran, dan lain-lain bidang ilmu pengetahuan telah mencoba memberikan
pengertian tentang konsep sehat dapat ditinjau dari masing-masing disiplin
ilmu. Masalah sehat merupakan proses yang berkaitan dengan kemampuan atau
ketidakmampuan manusia beradap adaftasi dengan lingkungan baik secara biologis,
psikologis maupun sosio budaya.
UU No.23,1992 tentang Kesehatan menyatakan bahwa :
Kesehatan adalah keadaan sejahtera dari badan, jiwa dan sosial yang
memungkinkan hidup produktif secara sosial dan ekonomi. Dalam pengertian ini
maka kesehatan harus dilihat sebagai satu kesatuan yang utuh terdiri dari unsur
–unsur fisik, mental dan sosial dan di dalamnya kesehatan jiwa merupakan bagian
integral kesehatan.
2.3 Definisi Keperawatan
Keperawatan merupakan suatu
profesi yang difokuskan pada perawatan individu, keluarga, dan komunitas dalam
mencapai, memelihara, dan menyembuhkan kesehatan yang optimal dan berfungsi.
Definisi modern mengenai keperawatan didefinisikan sebagai ilmu pengetahuan dan
suatu seni yang memfokuskan pada mempromosikan kualitas hidup yang
didefinisikan oleh orang atau keluarga, melalui seluruh pengalaman hidupnya
dari kelahiran sampai asuhan pada kematian.
4
2.4 Yang harus dimiliki oleh seorang perawat
Untuk menjadi perawat ideal di
mata masyarakat, diperlukan kompetensi yang baik dalam hal menjalankan peran
dan fungsi sebagai perawat. Seorang perawat profesional haruslah mampu
menjalankan peran dan fungsinya dengan baik. Adapun peran perawat diantaranya
ialah pemberi perawatan, pemberi keputusan klinis, pelindung dan advokat klien,
manajer kasus, rehabilitator, pemberi kenyamanan, komunikator, penyuluh, dan
peran karier. Semua peran tersebut sangatlah berpengaruh dalam membangun citra
perawat di masyarakat. Namun, disini saya akan menekankan peran yang menurut
saya paling penting dalam membangun citra perawat ideal di mata masyarakat.
Peran–peran tersebut diantaranya ialah peran sebagai pemberi perawatan, peran
sebagai pemberi kenyaman dan peran sebagai komunikator.
Peran sebagai pemberi asuhan keperawatan merupakan peran yang paling utama bagi
seorang perawat. Perawat profesional yang dapat memberikan asuhan keperawatan dengan
baik dan terampil akan membangun citra keperawatan menjadi lebih baik di mata
masyarakat. Saat ini, perawat vokasional memang masih mendominasi praktik
keperawatan di rumah sakit maupun di tempat pelayanan kesehatan lainnya. Tidak
dapat dipungkiri bahwa perawat vokasional memiliki kemampuan aplikasi yang baik
dalam melakukan praktik keperawatan. Namun, perawat vokasional memiliki
pengetahuan teoritis yang lebih terbatas jika dibandingkan dengan perawat
profesional. Dengan semakin banyaknya jumlah perawat profesional saat ini,
diharapkan dapat melengkapi kompetensi yang dimiliki oleh perawat vokasional.
Seorang perawat profesional harus memahami landasan teoritis dalam melakukan
praktik keperawatan. Landasan teoritis tersebut akan sangat berguna bagi perawat
profesional saat menjelaskan maksud dan tujuan dari asuhan keperawatan yang
diberikan secara rasional kepada klien. Hal ini tentu saja akan membawa dampak
baik bagi terciptanya citra perawat ideal di mata masyarakat yaitu perawat yang
cerdas, terampil dan profesional.
Kenyamanan merupakan suatu perasaan subjektif dalam diri manusia. Masyarakat
yang menjadi klien dalam asuhan keperawatan akan memiliki kebutuhan yang
relatif terhadap rasa nyaman. Mereka mengharapkan perawat dapat memenuhi
kebutuhan rasa nyaman mereka. Oleh karena itu, peran perawat sebagai pemberi
kenyamanan, merupakan suatu peran yang cukup penting bagi terciptanya suatu
citra keperawatan yang baik. Seorang perawat profesional diharapkan mampu
menciptakan kenyamanan bagi klien saat klien menjalani perawatan. Perawat
profesional juga seharusnya mampu mengidentifikasi kebutuhan yang berbeda-beda
dalam diri klien akan rasa nyaman. Kenyamanan yang tercipta akan membantu klien
dalam proses penyembuhan, sehingga proses penyembuhan akan lebih cepat.
Pemberian rasa nyaman yang diberikan perawat kepada klien dapat berupa sikap
atau perilaku yang ditunjukkan dengan sikap peduli, sikap ramah, sikap sopan,
dan sikap empati yang ditunjukkan
5
perawat
kepada klien pada saat memberikan asuhan keperawatan. Memanggil klien dengan
namanya merupakan salah satu bentuk interaksi yang dapat menciptakan kenyamanan
bagi klien dalam menjalani perawatan. Klien akan merasa nyaman dan tidak merasa
asing di rumah sakit. Perilaku itu juga dapat menciptakan citra perawat yang
ideal di mata klien itu sendiri karena klien mendapatkan rasa nyaman seperti
apa yang diharapkannya.
Peran perawat sebagai komunikator juga sangat berpengaruh terhadap citra
perawat di mata masyarakat. Masyarakat sangat mengharapkan perawat dapat
menjadi komunikator yang baik. Klien juga manusia yang membutuhkan interaksi
pada saat ia menjalani asuhan keperawatan. Interaksi verbal yang dilakukan
dengan perawat sedikit banyak akan berpengaruh terhadap peningkatan kesehatan
klien. Keperawatan mencakup komunikasi dengan klien dan keluarga, antar-sesama
perawat dan profesi kesehatan lainnya, serta sumber informasi dan komunitas.
Kualitas komunikasi yang dimiliki oleh seorang perawat merupakan faktor yang
menentukan dalam memenuhi kebutuhan individu, keluarga, dan komunitas. Sudah
seharusnya seorang perawat profesional memiliki kualitas komunikasi yang baik
saat berhadapan dengan klien, keluarga maupun dengan siapa saja yang
membutuhkan informasi mengenai masalah keperawatan terkait kesehatan klien.
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Kesehatan adalah keadaan sejahtera dari badan, jiwa, dan sosial yang memungkinkan
setiap orang hidup produktif secara sosial dan ekonomis. Di sini perawat
memiliki tugas membantu dalam pengobatan serta memberikan penyuluhan kepada
masyarakat agar terciptanya suatu kesehatan dari dalam maupun dari luar tubuh
manusia.
3.2
Saran
kita
harus selalu dalam keadaan yang dinamis di karenakan di mana individu
menyesuaikan diri dengan perubahan-perubahan lingkungan internal (psikologis,
intelektual, spiritual dan penyakit) dan eksternal (lingkungan fisik, social,
dan ekonomi) dalam mempertahankan kesehatannya.
sebagai seorang perawat kita harus mengetahui apa saja yang harus dimiliki oleh
seorang perawat, agar dapat menjadi
perawat profesional.
6
DAFTAR PUSTAKA
http://keperawatansemester1.blogspot.com/2011/05/antropologi-kesehatan.html
7