PERKEMBANGAN
ANTROPOLOGI
KESEHATAN
Nama : I Wayan Alit Dharmayuda
Kelas : A5 D
NIM : 11.321.1195
PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN
SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN
WIRA MEDIKA PPNI BALI
TAHUN AKADEMIK
2011/2012
DAFTAR ISI
DAFTAR
ISI
i
BAB I PENDAHULUAN
1
1.1 Latar
Belakang
1
2.1 Rumusan
Masalah
1
3.1 Tujuan
Penulisan
2
4.1 Manfaat Penulisan
2
BAB II PEMBAHASAN
MATERI
3
2.1 Hubungan
antara social budaya dan biologi yang merupakan dasar dari perkembangan antropologi
kesehatan
3
2.2 Perkembangan antropologi kesehatan dari
sisi biological pole
4
2.3
Perkembangan antropologi kesehatan dari sisi sosiocultural6
2.4 Beda
antara perkembangan antropologi kesehatan biological dan sosiocultural pole7
2.5 Kegunaan
antropologi kesehatan7
PENUTUP9
3.1
Kesimpulan9
3.2
Saran9
DAFTAR
PUSTAKA10
i
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 LATAR BELAKANG
Pembangunan kesehatan
sebagai salah satu upaya pembangunan nasional diarahkan guna tercapainya
kesadaran, kemauan, dan kemampuan untuk hidup sehat bagi setiap penduduk agar
dapat mewujudkan derajat kesehatan yang optimal. Dan kesehatan yang demikian
yang menjadi dambaan setiap orang sepanjang hidupnya. Tetapi datangnya penyakit
merupakan hal yang tidak bisa ditolak meskipun kadang-kadang bisa dicegah atau
dihindari.
Antropologi
mempunyai pandangan tentang pentingnya pendekatan budaya. Budaya merupakan
pedoman individual sebagai anggota masyarakat dan bagaimana cara memandang
dunia, bagaimana mengungkapkan emosionalnya, dan bagaimana berhubungan dengan
orang lain, kekuatan supernatural atau Tuhan serta lingkungan alamnya. Budaya
itu sendiri diturunkan dari suatu generasi ke generasi selanjutnya dengan cara
menggunakan ocial, bahasa, seni, dan ritual yang dilakukan dalam perwujudan
kehidupan sehari-hari. Di sisi lain, latar belakang budaya mempunyai pengaruh
yang penting dalam berbagai aspek kehidupan manusia (kepercayaan, perilaku,
persepsi, emosi, bahasa, agama, ritual, struktur keluarga, diet, pakaian, sikap
terhadap sakit, dll). Selanjutnya, hal-hal tersebut tentunya akan mempengaruhi
status kesehatan masyarakat dan pola pelayanan kesehatan yang ada di masyarakat
tersebut.
Sebenarnya bukan sesuatu hal yang baru tentang suatu pernyataan bahwa
ilmu social memberikan sumbangan ke ilmu kedokteran. Dimana berdasarkan
biomedical awalnya untuk melihat manusia dari sisi penyakit, sedangkan sociomedicine
untuk melihat manusia dari pasiennya sendiri
2.1 RUMUSAN MASALAH
1.
Bagaimana hubungan antara social
budaya dan biologi yang merupakan dasar dari perkembangan antropologi
kesehatan?
2.
Bagaimana perkembangan antropologi
kesehatan dari sisi biological pole?
1
3.
Bagaimana perkembangan antropologi
kesehatan dari sisi sosiocultural pole?
4.
Bagaimana perbedaan antara
perkembangan antropologi kesehatan biological pole dan sosiocultural pole?
5.
Bagaimana kegunaan antropologi
kesehatan?
3.1 TUJUAN PENULISAN
1. Untuk
mengetahui hubungan antara social budaya dan biologi yang merupakan dasar dari
perkembangan antropologi kesehatan?
2.
Untuk mengetahui perkembangan
antropologi kesehatan dari sisi biological pole?
3.
Untuk mengetahui perkembangan
antropologi kesehatan dari sisi sosiocultural pole?
4.
Untuk mengetahui perbedaan antara
perkembangan antropologi kesehatan biological pole dan sosiocultural pole?
5.
Untuk mengetahui kegunaan
antropologi kesehatan?
4.1 MANFAAT PENULISAN
1. Para pembaca
dapat mengerti hubungan antara social budaya dan biologi yang merupakan dasar
dari perkembangan antropologi kesehatan
2. Informasi
tentang perkembangan antropologi kesehatan dari sisi biologica pole
3. Informasi
tentang perkembangan antropologi kesehatan dari sisi sosiocultural pole
4. Informasi
perbedaan antara perkembangan antropologi kesehatan biological pole dan
sosiocultural pole
5. Informasi
kegunaan antropologi kesehatan
2
BAB II
PEMBAHASAN MATERI
2.1
Hubungan antara social budaya dan biologi yang merupakan dasar dari perkembangan
antropologi kesehatan
Hubungan antara social budaya dan
biologi yang merupakan dasar dari perkembangan antropologi kesehatan, yaitu :
Antropologi Kesehatan adalah disiplin yang memberi perhatian
pada aspek-aspek biologis dan sosio-budya dari tingkahlaku manusia, terutama
tentang cara-cara interaksi antara keduanya disepanjang sejarah kehidupan
manusia, yang mempengaruhi kesehatan dan penyakit pada manusia
(Foster/Anderson, 1986; 1-3).
Antropologi kesehatan membantu mempelajari sosio-kultural
dari semua masyarakat yang berhubungan dengan sakit dan sehat sebagai pusat
dari budaya, diantaranya:
1. Penyakit yang berhubungan
dengan kepercayaan (misfortunes)
2. Di beberapa masyarakat
misfortunes disebabkan oleh kekuatan supranatural maupun supernatural atau
penyihir
3. Kelompok healers ditemukan
dengan bentuk yang berbeda di setiap kelompok masyarakat
4. Healers mempunyai peranan
sebagai penyembuh
5. Adapun perhatian terhadap
suatu keberadaan sakit atau penyakit tidak secara individual, terutama illness dan sickness pada
keluarga ataupun masyarakat.
Masalah kesehatan merupakan masalah kompleks yang
merupakan resultante dari berbagai masalah lingkungan yang bersifat alamiah
maupun masalah buatan manusia, social budaya, perilaku, populasi penduduk, g
enetika, dan sebagainya. Derajat kesehatan masyarakat yang disebut sebagai psycho
socio somatic health well being , merupakan resultante dari 4
faktor yaitu :
- Environment atau lingkungan
3
- Behaviour atau perilaku, Antara yang pertama dan kedua dihubungkan dengan ecological balance
- Heredity atau keturunan yang dipengaruhi oleh populasi, distribusi penduduk, dan sebagainya
- Health care service berupa program kesehatan yang bersifat preventif, promotif, kuratif, dan rehabilitatif
Dari empat faktor tersebut di atas,
lingkungan dan perilaku merupakan faktor yang paling besar pengaruhnya
(dominan) terhadap tinggi rendahnya derajat kesehatan masyarakat.
Tingkah laku sakit, peranan
sakit dan peranan pasien sangat dipengaruhi oleh faktor -faktor seperti kelas
social, perbedaan suku bangsa dan budaya. Maka ancaman kesehatan yang sama
(yang ditentukan secara klinis), bergantung dari variable-variabel tersebut
dapat menimbulkan reaksi yang berbeda di kalangan pasien.
Misalnya
dalam bidang biologi, antropologi kesehatan menggambarkan teknik dan penemuan
ilmu-ilmu kedokteran dan variasinya, termasuk mikrobiologi, biokimia, genetik,
parasitologi, patologi, nutrisi, dan epidemiologi.
Hal ini memungkinkan untuk
menghubungkan antara perubahan biologi yang didapatkan dengan menggunakan
teknik tersebut terhadap faktor-faktor sosial dan budaya di masyarakat
tertentu.
Contoh : penyakit keturunan albinism
di suatu daerah di Nusa Tenggara Timur ditransmisikan melalui gen resesif karena
pernikahan diantara anggota keluarga.
2.2 Perkembangan
antro kesehatan dari sisi biological pole dan sosiocultural pole
Biological or physical anthropology,
berusaha untuk memahami jasad/fisik manusia melalui evolusi, kemampuan
adaptasi, genetika populasi, dan primatologi (studi tentang makhuk primate /
binatang yang menyerupai manusia).
4
Sub
bidang dari Anthropologi fisik ini mencakup : anthropometrics, forensic
anthropology, osteology, and nutritional anthropology. Ada beberapa ilmu yang berhubungan
dengan antropologi dan saling berkontribusi dalam
memberikan sumbangan untuk perkembangan ilmu lain.
Misalnya
dalam bidang biologi, antropologi kesehatan
menggambarkan teknik dan penemuan ilmu-ilmu kedokteran dan variasinya, termasuk
mikrobiologi, biokimia, genetik, parasitologi, patologi, nutrisi, dan
epidemiologi.
Hal ini
memungkinkan untuk menghubungkan antara perubahan biologi yang didapatkan
dengan menggunakan teknik tersebut terhadap faktor-faktor sosial dan budaya di masyarakat tertentu.
Contoh: penyakit keturunan albinism
di suatu daerah di Nusa Tenggara Timur ditransmisikan melalui gen resesif
karena pernikahan diantara anggota keluarga.
Secara umum,
antropologi kesehatan senantiasa memberikan sumbangan pada ilmu kesehatan lain sebagai berikut:
- Memberikan suatu cara untuk memandang masyarakatsecara keseluruhan termasuk individunya. Dimana cara pandang yang tepat akan mampu untuk memberikan kontribusi yang tepat dalam meningkatkan kesejahteraan suatu masyarakat dengan tetap bertumpu pada akar kepribadian masyarakat yang membangun.Contoh pendekatan sistem, holistik, emik, relativisme yang menjadi dasar pemikiran antropologi dapat digunakan untuk membantu menyelesaikan masalah dan mengembangkan situasi masyarakat menjadi lebih baik.
- Memberikan suatu model yang secara operasional berguna untuk menguraikan proses sosial budaya bidang kesehatan.
- Sumbangan terhadap metode penelitian dan hasil penelitian. Baik dalam merumuskan suatu pendekatan yang tepat maupun membantu analisis dan interpretasi hasil tentang suatu kondisi yang ada di masyarakat.
5
Ada beberapa ilmu yang memberikan
sumbangan terhadap antropologi kesehatan, antara lain :
- Antropologi fisik/biologi/ragawi, Contoh : nutrisi mempengaruhi pertumbuhan, bentuk tubuh, variasi penyakit. Selain itu juga mempelajari evolusi penyakit sebagai akibat faktor budaya, migrasi dan urbanisasi.
- Etnomedisin, awalnya mempelajari tentang pengobatan pada masyarakat primitif atau yang masih dianggap tradisional, meski dalam perkembangan lebih lanjut stereotipe ini harus dihindari karena pengobatan tradisional tidak selamanya terbelakang atau salah.
- Kepribadian dan budaya, adalah observasi terhadap tingkah laku manusia di berbagai belahan dunia. Misalnya: perawatan schizophrenia di suatu daerah untuk mencari penyembuhan yang tepat dapat digunakan untuk mengevaluasi pola perawatan penyakit yang sama.
- Kesehatan Masyarakat, dimana beberapa program kesehatan bekerjasama dengan antropologi untuk menjelaskan hubungan antara kepercayaan dan praktek kesehatan.
2.3 Perkembangan antropologi kesehatan dari sisi
sosiocultural pole
Antropologi kesehatan membantu
mempelajari sosio-kultural dari semua masyarakat yang berhubungan dengan sakit
dan sehat sebagai pusat dari budaya,
diantaranya :
- Penyakit yang berhubungan dengan kepercayaan (misfortunes)
- Di beberapa masyarakat misfortunes disebabkan oleh kekuatan supranatural maupun supernatural atau penyihir
- Kelompok healers ditemukan dengan bentuk yang berbeda di setiap kelompok masyarakat
- Healers mempunyai peranan sebagai penyembuh
- Adapun perhatian terhadap suatu keberadaan sakit atau penyakit tidak secara individual, terutama illness dan sickness pada keluarga ataupun masyarakat.
6
Jika
diumpamakan sebagai kewajiban, maka tugas utama ahli antropologi kesehatan
diantaranya: bagaimana individu di masyarakat mempunyai persepsi dan bereaksi
terhadap ill dan bagaimana tipe pelayanan kesehatan yang akan dipilih,
untuk mengetahui mengenai budaya dan keadaan sosial di lingkungan tempat
tinggalnya.
2.4
Beda antara perkembangan antropologi kesehatan
biological pole dan sosiocultural
Pole
Perbedaan antara perkembangan
antropologi kesehatan biological pole dan sosiocultural pole, adalah :
Menurut
Foster/Anderson, Antropologi Kesehatan mengkaji masalah-masalah kesehatan dan
penyakit dari dua kutub yang berbeda yaitu kutub biologi dan kutub sosial
budaya.
Pokok
perhatian kutub biologi:
- Pertumbuhan dan perkembangan manusia
- Peranan penyakit dalam evolusi manusia
- Paleopatologi (studi mengenai penyakit-penyakit purba)
- Pertumbuhan dan perkembangan manusia
- Peranan penyakit dalam evolusi manusia
- Paleopatologi (studi mengenai penyakit-penyakit purba)
Pokok perhatian kutub sosial-budaya :
- Sistem medis tradisional (etnomedisin)
- Masalah petugas-petugas kesehatan dan persiapan profesional mereka
- Tingkah laku sakit
- Hubungan antara dokter pasien
- Dinamika dari usaha memperkenalkan pelayanan kesehatan barat kepada masyarakat tradisional.
2.5 Kegunaan
antropologi kesehatan
Kegunaan
dari antropologi kesehatan, yaitu :
Antropologi
mempunyai pandangan tentang pentingnya pendekatan budaya. Budaya merupakan
pedoman individual sebagai anggota masyarakat dan bagaimana cara memandang
dunia, bagaimana mengungkapkan emosionalnya,
7
dan bagaimana berhubungan dengan orang
lain, kekuatan supernatural atau Tuhan serta lingkungan alamnya. Budaya itu
sendiri diturunkan dari suatu generasi ke generasi selanjutnya dengan cara
menggunakan simbol, bahasa, seni, dan ritual yang dilakukan dalam perwujudn
kehidupan sehari-hari. Di sisi lain, latar belakang budaya mempunyai pengaruh
yang penting dalam berbagai aspek kehidupan manusia (kepercayaan, perilaku,
persepsi, emosi, bahasa, agama, ritual, struktur keluarga, diet, pakaian, sikap
terhadap sakit, dll). Selanjutnya, hal-hal tersebut tentunya akan mempengaruhi
status kesehatan masyarakat dan pola pelayanan kesehatan yang ada di masyarakat
Secara umum, antropologi kesehatan senantiasa memberikan sumbangan pada ilmu kesehatan lain sebagai berikut :
(1)
Memberikan suatu cara untuk memandang masyarakat secara keseluruhan termasuk
individunya. Dimana cara pandang yang tepat akan mampu untuk memberikan
kontribusi yang tepat dalam meningkatkan kesejahteraan suatu masyarakat dengan
tetap bertumpu pada akar kepribadian masyarakat yang membangun. Contoh ;
pendekatan sistem, holistik, emik, relativisme yang menjadi dasar pemikiran
antropologi dapat digunakan untuk membantu menyelesaikan masalah dan
mengembangkan situasi masyarakat menjadi lebih baik.
(2)
Memberikan suatu model yang secara operasional berguna untuk menguraikan proses
sosial budaya bidang kesehatan.
Memang tidak secara tepat meramalkan
perilaku individu dan masyarakatnya, tetapi secara tepat bisa memberikan
kemungkinan luasnya pilihan yang akan dilakukan bila masyarakat berada pada
situasi yang baru.
(3)
Sumbangan terhadap metode penelitian dan hasil penelitian. Baik dalam
merumuskan suatu pendekatan yang tepat maupun membantu analisis dan iterpretasi
hasil tentang suatu kondisi yang ada di masyarakat.
8
BAB
III
PENUTUP
3.1
KESIMPULAN
Berdasarkan
dari data yang saya dapatkan, saya dapat menyimpulkan :
Perkembangan antropologi kesehatan
sehubungan dengan fenomena konsep sehat dan sakit dapat dilihat dari faktor
berikut :
(1) biologis
dan ekologis, disebut, sebagai kutub biologi dengan mengamati pertumbuhan dan
perkembangan manusia maupun penyakit perkembangan penyakit dalam evolusi
ekologis. Kajian ini didukung ilmu-ilmu lain seperti genetika, anatomi,
serologi, biokimia ;
(2)
psikologis dan sosial budaya, disebut sebagai kutub sosial mengamati perilaku
sakit pada pasien, mempelajari etnomedisin, petugas kesehatan dan
profesionalisme, hubungan perawat-dokter-pasien-petugas farmasi. Kajian ini
didukung ilmu-ilmu seperti psikologi, sosiologi, administrasi, politik,
komunikasi, bahasa, kesehatan masyarakat, pendidikan kesehatan.
3.2 SARAN
Manusia mempunyai
daya adaptasi terhadap lingkungan yang selalu dapat berubah, yang sering
membawa penyakit baru yang belum dikenal atau perkembangan penyakit yang sudah
ada. Kajian mengenai konsekuensi kesehatan perlu memperhatikan konteks budaya
dan sosial masyarakat
9
DAFTAR
PUSTAKA
Tidak ada komentar:
Posting Komentar