Jumat, 08 Juni 2012

PERKEMBANGAN ANTROPOLOGI KESEHATAN


PERKEMBANGAN
ANTROPOLOGI KESEHATAN




Nama              : I Wayan Alit Dharmayuda
Kelas               : A5 D
NIM                : 11.321.1195

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN
SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN
WIRA MEDIKA PPNI BALI
TAHUN AKADEMIK 2011/2012



DAFTAR ISI
DAFTAR ISI i
BAB I PENDAHULUAN 1
1.1 Latar Belakang 1
2.1 Rumusan Masalah 1
3.1 Tujuan Penulisan 2
4.1 Manfaat Penulisan 2

BAB II PEMBAHASAN MATERI 3
2.1 Hubungan antara social budaya dan biologi yang merupakan dasar dari perkembangan                                                                                                         antropologi kesehatan 3
 2.2  Perkembangan antropologi kesehatan dari sisi biological pole 4
2.3 Perkembangan antropologi kesehatan dari sisi sosiocultural6
2.4 Beda antara perkembangan antropologi kesehatan biological dan sosiocultural pole7
2.5 Kegunaan antropologi kesehatan7
PENUTUP9
3.1 Kesimpulan9
3.2 Saran9
DAFTAR PUSTAKA10




i
BAB I
   PENDAHULUAN
1.1    LATAR BELAKANG
Pembangunan kesehatan sebagai salah satu upaya pembangunan nasional diarahkan guna tercapainya kesadaran, kemauan, dan kemampuan untuk hidup sehat bagi setiap penduduk agar dapat mewujudkan derajat kesehatan yang optimal. Dan kesehatan yang demikian yang menjadi dambaan setiap orang sepanjang hidupnya. Tetapi datangnya penyakit merupakan hal yang tidak bisa ditolak meskipun kadang-kadang bisa dicegah atau dihindari.
Antropologi mempunyai pandangan tentang pentingnya pendekatan budaya. Budaya merupakan pedoman individual sebagai anggota masyarakat dan bagaimana cara memandang dunia, bagaimana mengungkapkan emosionalnya, dan bagaimana berhubungan dengan orang lain, kekuatan supernatural atau Tuhan serta lingkungan alamnya. Budaya itu sendiri diturunkan dari suatu generasi ke generasi selanjutnya dengan cara menggunakan ocial, bahasa, seni, dan ritual yang dilakukan dalam perwujudan kehidupan sehari-hari. Di sisi lain, latar belakang budaya mempunyai pengaruh yang penting dalam berbagai aspek kehidupan manusia (kepercayaan, perilaku, persepsi, emosi, bahasa, agama, ritual, struktur keluarga, diet, pakaian, sikap terhadap sakit, dll). Selanjutnya, hal-hal tersebut tentunya akan mempengaruhi status kesehatan masyarakat dan pola pelayanan kesehatan yang ada di masyarakat tersebut.  
       Sebenarnya bukan sesuatu  hal yang baru tentang suatu pernyataan bahwa ilmu social memberikan sumbangan ke ilmu kedokteran. Dimana berdasarkan biomedical awalnya untuk melihat manusia dari sisi penyakit, sedangkan sociomedicine untuk melihat manusia dari pasiennya sendiri
2.1    RUMUSAN MASALAH
1.    Bagaimana hubungan antara social budaya dan biologi yang merupakan dasar dari perkembangan antropologi kesehatan?
2.    Bagaimana perkembangan antropologi kesehatan dari sisi biological pole?
1
3.    Bagaimana perkembangan antropologi kesehatan dari sisi sosiocultural pole?
4.    Bagaimana perbedaan antara perkembangan antropologi kesehatan biological pole dan sosiocultural pole?
5.    Bagaimana kegunaan antropologi kesehatan?

3.1    TUJUAN PENULISAN
1.    Untuk mengetahui hubungan antara social budaya dan biologi yang merupakan dasar dari perkembangan antropologi kesehatan?
2.    Untuk mengetahui perkembangan antropologi kesehatan dari sisi biological pole?
3.    Untuk mengetahui perkembangan antropologi kesehatan dari sisi sosiocultural pole?
4.    Untuk mengetahui perbedaan antara perkembangan antropologi kesehatan biological pole dan sosiocultural pole?
5.    Untuk mengetahui kegunaan antropologi kesehatan?
4.1    MANFAAT PENULISAN
1.    Para pembaca dapat mengerti hubungan antara social budaya dan biologi yang merupakan dasar dari perkembangan antropologi kesehatan
2.    Informasi tentang perkembangan antropologi kesehatan dari sisi biologica pole
3.    Informasi tentang perkembangan antropologi kesehatan dari sisi sosiocultural pole
4.    Informasi perbedaan antara perkembangan antropologi kesehatan biological pole dan sosiocultural pole
5.    Informasi kegunaan antropologi kesehatan


2
BAB II
  PEMBAHASAN MATERI
2.1    Hubungan  antara social budaya dan biologi  yang merupakan dasar dari perkembangan antropologi kesehatan
      Hubungan antara social budaya dan biologi yang merupakan dasar dari perkembangan antropologi kesehatan, yaitu :
Antropologi Kesehatan adalah disiplin yang memberi perhatian pada aspek-aspek biologis dan sosio-budya dari tingkahlaku manusia, terutama tentang cara-cara interaksi antara keduanya disepanjang sejarah kehidupan manusia, yang mempengaruhi kesehatan dan penyakit pada manusia (Foster/Anderson, 1986; 1-3).

Antropologi kesehatan membantu mempelajari sosio-kultural dari semua masyarakat yang berhubungan dengan sakit dan sehat sebagai pusat dari budaya, diantaranya:
1.      Penyakit yang berhubungan dengan kepercayaan (misfortunes)
2.      Di beberapa masyarakat misfortunes disebabkan oleh kekuatan supranatural maupun supernatural atau penyihir
3.      Kelompok healers ditemukan dengan bentuk yang berbeda di setiap kelompok masyarakat
4.      Healers mempunyai peranan sebagai penyembuh
5.      Adapun perhatian terhadap suatu keberadaan sakit atau penyakit tidak secara individual, terutama illness dan sickness pada keluarga ataupun masyarakat.

Masalah kesehatan merupakan masalah kompleks yang merupakan resultante dari berbagai masalah lingkungan yang bersifat alamiah maupun masalah buatan manusia, social budaya, perilaku, populasi penduduk, g enetika, dan sebagainya. Derajat kesehatan masyarakat yang disebut sebagai psycho socio somatic health well being , merupakan resultante dari 4 faktor yaitu :
  1. Environment atau lingkungan
3
  1. Behaviour atau perilaku, Antara yang pertama dan kedua dihubungkan dengan ecological balance                    
  2. Heredity atau keturunan yang dipengaruhi oleh populasi, distribusi penduduk, dan sebagainya
  3. Health care service berupa program kesehatan yang bersifat preventif, promotif, kuratif, dan rehabilitatif
Dari empat faktor tersebut di atas, lingkungan dan perilaku merupakan faktor yang paling besar pengaruhnya (dominan) terhadap tinggi rendahnya derajat kesehatan masyarakat.

Tingkah laku sakit, peranan sakit dan peranan pasien sangat dipengaruhi oleh faktor -faktor seperti kelas social, perbedaan suku bangsa dan budaya. Maka ancaman kesehatan yang sama (yang ditentukan secara klinis), bergantung dari variable-variabel tersebut dapat menimbulkan reaksi yang berbeda di kalangan pasien.

Misalnya dalam bidang biologi, antropologi kesehatan menggambarkan teknik dan penemuan ilmu-ilmu kedokteran dan variasinya, termasuk mikrobiologi, biokimia, genetik, parasitologi, patologi, nutrisi, dan epidemiologi.


Hal ini memungkinkan untuk menghubungkan antara perubahan biologi yang didapatkan dengan menggunakan teknik tersebut terhadap faktor-faktor sosial dan budaya di masyarakat tertentu.

Contoh : penyakit keturunan albinism di suatu daerah di Nusa Tenggara Timur ditransmisikan melalui gen resesif karena pernikahan diantara anggota keluarga.
2.2  Perkembangan antro kesehatan dari sisi biological pole dan sosiocultural pole
          Biological or physical anthropology, berusaha untuk memahami jasad/fisik manusia melalui evolusi, kemampuan adaptasi, genetika populasi, dan primatologi (studi tentang makhuk primate / binatang yang menyerupai manusia).
4
Sub bidang dari Anthropologi fisik ini mencakup : anthropometrics, forensic anthropology, osteology, and nutritional anthropology. Ada beberapa ilmu yang berhubungan dengan antropologi dan saling berkontribusi dalam      memberikan sumbangan untuk perkembangan ilmu lain.
Misalnya dalam bidang biologi, antropologi kesehatan menggambarkan teknik dan penemuan ilmu-ilmu kedokteran dan variasinya, termasuk mikrobiologi, biokimia, genetik, parasitologi, patologi, nutrisi, dan epidemiologi.
Hal ini memungkinkan untuk menghubungkan antara perubahan biologi yang didapatkan dengan menggunakan teknik tersebut terhadap faktor-faktor sosial dan budaya di masyarakat tertentu.
Contoh: penyakit keturunan albinism di suatu daerah di Nusa Tenggara Timur ditransmisikan melalui gen resesif karena pernikahan diantara anggota keluarga.
Secara umum, antropologi kesehatan senantiasa memberikan sumbangan pada ilmu kesehatan lain sebagai berikut:
  1. Memberikan suatu cara untuk memandang masyarakatsecara keseluruhan termasuk individunya. Dimana cara pandang yang tepat akan mampu untuk memberikan kontribusi yang tepat dalam meningkatkan kesejahteraan suatu masyarakat dengan tetap bertumpu pada akar kepribadian masyarakat yang membangun.Contoh pendekatan sistem, holistik, emik, relativisme yang menjadi dasar pemikiran antropologi dapat digunakan untuk membantu menyelesaikan masalah dan mengembangkan situasi masyarakat menjadi lebih baik.
  2. Memberikan suatu model yang secara operasional berguna untuk menguraikan proses sosial budaya bidang kesehatan.
  3. Sumbangan terhadap metode penelitian dan hasil penelitian. Baik dalam merumuskan suatu pendekatan yang tepat maupun membantu analisis dan interpretasi hasil tentang suatu kondisi yang ada di masyarakat.

5
Ada beberapa ilmu yang memberikan sumbangan terhadap antropologi kesehatan, antara lain :
  1. Antropologi fisik/biologi/ragawi, Contoh : nutrisi mempengaruhi pertumbuhan, bentuk tubuh, variasi penyakit. Selain itu juga mempelajari evolusi penyakit sebagai akibat faktor budaya, migrasi dan urbanisasi.
  2. Etnomedisin, awalnya mempelajari tentang pengobatan pada masyarakat primitif atau yang masih dianggap tradisional, meski dalam perkembangan lebih lanjut stereotipe ini harus dihindari karena pengobatan tradisional tidak selamanya terbelakang atau salah.
  1. Kepribadian dan budaya, adalah observasi terhadap tingkah laku manusia di berbagai belahan dunia. Misalnya: perawatan schizophrenia di suatu daerah untuk mencari penyembuhan yang tepat dapat digunakan untuk mengevaluasi pola perawatan penyakit yang sama.
  2. Kesehatan Masyarakat, dimana beberapa program kesehatan bekerjasama dengan antropologi untuk menjelaskan hubungan antara kepercayaan dan praktek kesehatan.
2.3  Perkembangan antropologi kesehatan dari sisi sosiocultural pole

Antropologi kesehatan membantu mempelajari sosio-kultural dari semua masyarakat yang berhubungan dengan sakit dan sehat sebagai pusat dari budaya, diantaranya :
  1. Penyakit yang berhubungan dengan kepercayaan (misfortunes)
  2. Di beberapa masyarakat misfortunes disebabkan oleh kekuatan supranatural maupun supernatural atau penyihir
  3. Kelompok healers ditemukan dengan bentuk yang berbeda di setiap kelompok masyarakat
  4. Healers mempunyai peranan sebagai penyembuh
  5. Adapun perhatian terhadap suatu keberadaan sakit atau penyakit tidak secara individual, terutama illness dan sickness pada keluarga ataupun masyarakat.

6
Jika diumpamakan sebagai kewajiban, maka tugas utama ahli antropologi kesehatan diantaranya: bagaimana individu di masyarakat mempunyai persepsi dan bereaksi terhadap ill dan bagaimana tipe pelayanan kesehatan yang akan dipilih, untuk mengetahui mengenai budaya dan keadaan sosial di lingkungan tempat tinggalnya.
2.4     Beda antara perkembangan antropologi kesehatan biological pole dan sosiocultural
Pole

Perbedaan antara perkembangan antropologi kesehatan biological pole dan sosiocultural pole, adalah :

Menurut Foster/Anderson, Antropologi Kesehatan mengkaji masalah-masalah kesehatan dan penyakit dari dua kutub yang berbeda yaitu kutub biologi dan kutub sosial budaya.
  Pokok perhatian kutub biologi:
- Pertumbuhan dan perkembangan manusia
- Peranan penyakit dalam evolusi manusia
- Paleopatologi (studi mengenai penyakit-penyakit purba)

 Pokok perhatian kutub sosial-budaya :
- Sistem medis tradisional (etnomedisin)
- Masalah petugas-petugas kesehatan dan persiapan profesional mereka
- Tingkah laku sakit
- Hubungan antara dokter pasien
- Dinamika dari usaha memperkenalkan pelayanan kesehatan barat kepada masyarakat      tradisional.

2.5   Kegunaan antropologi kesehatan

Kegunaan dari antropologi kesehatan, yaitu :
Antropologi mempunyai pandangan tentang pentingnya pendekatan budaya. Budaya merupakan pedoman individual sebagai anggota masyarakat dan bagaimana cara memandang dunia, bagaimana mengungkapkan emosionalnya,
7
dan bagaimana berhubungan dengan orang lain, kekuatan supernatural atau Tuhan serta lingkungan alamnya. Budaya itu sendiri diturunkan dari suatu generasi ke generasi selanjutnya dengan cara menggunakan simbol, bahasa, seni, dan ritual yang dilakukan dalam perwujudn kehidupan sehari-hari. Di sisi lain, latar belakang budaya mempunyai pengaruh yang penting dalam berbagai aspek kehidupan manusia (kepercayaan, perilaku, persepsi, emosi, bahasa, agama, ritual, struktur keluarga, diet, pakaian, sikap terhadap sakit, dll). Selanjutnya, hal-hal tersebut tentunya akan mempengaruhi status kesehatan masyarakat dan pola pelayanan kesehatan yang ada di masyarakat

Secara umum, antropologi kesehatan senantiasa memberikan sumbangan pada ilmu kesehatan lain sebagai berikut :
(1) Memberikan suatu cara untuk memandang masyarakat secara keseluruhan termasuk individunya. Dimana cara pandang yang tepat akan mampu untuk memberikan kontribusi yang tepat dalam meningkatkan kesejahteraan suatu masyarakat dengan tetap bertumpu pada akar kepribadian masyarakat yang membangun. Contoh ; pendekatan sistem, holistik, emik, relativisme yang menjadi dasar pemikiran antropologi dapat digunakan untuk membantu menyelesaikan masalah dan mengembangkan situasi masyarakat menjadi lebih baik.
(2) Memberikan suatu model yang secara operasional berguna untuk menguraikan proses sosial budaya bidang kesehatan.
Memang tidak secara tepat meramalkan perilaku individu dan masyarakatnya, tetapi secara tepat bisa memberikan kemungkinan luasnya pilihan yang akan dilakukan bila masyarakat berada pada situasi yang baru.
(3) Sumbangan terhadap metode penelitian dan hasil penelitian. Baik dalam merumuskan suatu pendekatan yang tepat maupun membantu analisis dan iterpretasi hasil tentang suatu kondisi yang ada di masyarakat.


8
      BAB III
             PENUTUP

3.1 KESIMPULAN
Berdasarkan dari data yang saya dapatkan, saya dapat menyimpulkan :
           Perkembangan antropologi kesehatan sehubungan dengan fenomena konsep sehat dan sakit dapat dilihat dari faktor berikut :
(1) biologis dan ekologis, disebut, sebagai kutub biologi dengan mengamati pertumbuhan dan perkembangan manusia maupun penyakit perkembangan penyakit dalam evolusi ekologis. Kajian ini didukung ilmu-ilmu lain seperti genetika, anatomi, serologi, biokimia ;
(2) psikologis dan sosial budaya, disebut sebagai kutub sosial mengamati perilaku sakit pada pasien, mempelajari etnomedisin, petugas kesehatan dan profesionalisme, hubungan perawat-dokter-pasien-petugas farmasi. Kajian ini didukung ilmu-ilmu seperti psikologi, sosiologi, administrasi, politik, komunikasi, bahasa, kesehatan masyarakat, pendidikan kesehatan.
3.2  SARAN
           Manusia mempunyai daya adaptasi terhadap lingkungan yang selalu dapat berubah, yang sering membawa penyakit baru yang belum dikenal atau perkembangan penyakit yang sudah ada. Kajian mengenai konsekuensi kesehatan perlu memperhatikan konteks budaya dan sosial masyarakat





9
DAFTAR PUSTAKA








Tidak ada komentar:

Posting Komentar